Dibuat cemas selama kurang lebih tiga jam
Kemudian terpana sekitar tiga detik
Bengong lima detik
Berseri-seri lebih dari lima belas menit
Lalu gugup yang sangat kentara
Pura-pura tidak melihat dan pergi
Saat dijalan... "aku ingin kembali...kembali...please! maybe this is my last chance"
Tersisa satu sahabat setiaku disamping
Berjalan kembali dengan perasaan yang tak tergambarkan
Antara senang dan gundah
Maunya meremas-remas orang terdekat
Lirik kanan, hanya ada sahabatku
Lunglai
Limbung
Sampai ditempat awal
Meneliti dari sudut ke sudut
Nihil
Dan sekarang aku benar-benar ingin lompat ke jurang
Melihat sesuatu yang menarik. 'pohon harapan..? pohon impian..?"
Menulis sesuatu untuk apa yang jadi tujuan
Mengurung niat dan tidak jadi melakukannya
Mencabik-cabik kertas
Kusimpan dalam genggaman
Memutuskan untuk pulang
Berjalan dengan langkah seberat-beratnya
Terlampau sudah sekitar dua kilan
Tak sengaja melihat dengan sudut mata arah jam sepuluh
Sesuatu telah meledak-ledak seperti kembang api
Hal yang sangat aku inginkan adalah teriak sekencang-kencangnya
Aku ingin berhenti tapi kakiku terus melangkah
Terjadi perdebatan
Aku mau tapi malu
Akhirnya kuputuskan untuk menuruti ide gila sahabatku
Aku berubah jadi buntut
Komat-kamit demi relaksasi
Alhasil wajahku pasi
Aku mundur dua langkah
Pada akhirnya kehadiranku antara ada dan tiada
Berulang kali mengutuk diri "Pengecut! Pengecut!"
Pergi dengan selembar kertas utuh dan segumpal kertas digenggaman
Perasaanku jauh lebih kacau dari sebelumnya
Ingin rasanya memperbaiki kebodohanku
Tapi apalah daya?
Aku harus pergi saat itu juga
Suatu keharusan yang merajam hati.
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa~
Kemudian terpana sekitar tiga detik
Bengong lima detik
Berseri-seri lebih dari lima belas menit
Lalu gugup yang sangat kentara
Pura-pura tidak melihat dan pergi
Saat dijalan... "aku ingin kembali...kembali...please! maybe this is my last chance"
Tersisa satu sahabat setiaku disamping
Berjalan kembali dengan perasaan yang tak tergambarkan
Antara senang dan gundah
Maunya meremas-remas orang terdekat
Lirik kanan, hanya ada sahabatku
Lunglai
Limbung
Sampai ditempat awal
Meneliti dari sudut ke sudut
Nihil
Dan sekarang aku benar-benar ingin lompat ke jurang
Melihat sesuatu yang menarik. 'pohon harapan..? pohon impian..?"
Menulis sesuatu untuk apa yang jadi tujuan
Mengurung niat dan tidak jadi melakukannya
Mencabik-cabik kertas
Kusimpan dalam genggaman
Memutuskan untuk pulang
Berjalan dengan langkah seberat-beratnya
Terlampau sudah sekitar dua kilan
Tak sengaja melihat dengan sudut mata arah jam sepuluh
Sesuatu telah meledak-ledak seperti kembang api
Hal yang sangat aku inginkan adalah teriak sekencang-kencangnya
Aku ingin berhenti tapi kakiku terus melangkah
Terjadi perdebatan
Aku mau tapi malu
Akhirnya kuputuskan untuk menuruti ide gila sahabatku
Aku berubah jadi buntut
Komat-kamit demi relaksasi
Alhasil wajahku pasi
Aku mundur dua langkah
Pada akhirnya kehadiranku antara ada dan tiada
Berulang kali mengutuk diri "Pengecut! Pengecut!"
Pergi dengan selembar kertas utuh dan segumpal kertas digenggaman
Perasaanku jauh lebih kacau dari sebelumnya
Ingin rasanya memperbaiki kebodohanku
Tapi apalah daya?
Aku harus pergi saat itu juga
Suatu keharusan yang merajam hati.
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar